Telur Itik Asin Berbahan Herbal dan Cabai pada Peternak Produktif di Gampong Siem Aceh
Abstract
Telur asin memiliki potensi sebagai sumber protein hewani yang sangat murah dibandingkan dengan daging. Saat ini telur asin yang populer di kalangan masyarakat adalah telur asin yang pada umumnya dibuat dari serbuk batu bata atau abu dengan penambahan garam. Sedangkan telur asin yang memiliki rasa herbal dan cabai belum banyak dikenal dan dikembangkan di kalangan masyarakat luas. Telur asin dapat dikembangkan sebagai salah satu usaha rumah tangga yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat yang memiliki usaha di bidang ternak itik. Telur itik merupakan salah satu telur yang sering digunakan pada pembuatan telur asin, hal ini dikarenakan cangkang telur itik berpori lebih besar sehingga dengan mudah penetrasi garam ke dalam telur. Inovasi dalam pembuatan telur asin dengan menggunakan rasa herbal dan cabai membuka peluang usaha baru yang menjanjikan bagi peternak itik. Diharapkan dengan adanya pelatihan pembuatan telur asin rasa herbal dan cabai dapat menambah wawasan baru bagi peternak itik sehingga peluang usaha telur asin dapat dikembangkan di kalangan masyarakat. Pengabdian yang dilakukan di salah satu peternak produktif di Gampong Siem meliputi praktek langsung pembuatan telur asin rasa herbal dan cabai dan selanjutnya pemberian harga dan pemasaran. Diharapkan melalui kegiatan pengabdian ini masyarakat yang memiliki ternak itik dapat mengembangkan usaha di bidang pembuatan telur asin dengan kreatif dan inovatif.
Downloads
References
Latipah, I. R., Utami, M. M. D., dan Sanyoto, J. I. 2017. Pengaruh konsentrasi garam dan umur telur terhadap tingkat kesukaan konsumen telur asin. Jurnal Imu Peternakan Terapan, 1(1), 1–7.
Octarisa, R., R. S. S. Santoso, dan Sukardi. 2013. Pengaruh perbandingan tepung tapioka dengan telur asin dan lama pengukusan pada pembuatan kerupuk telur terhadap kadar garam dan kesukaan rasa. Jurnal Ilmiah Peternakan, 1(1), 157–162.
Utomo, B. 2006. Pengaruh Umur Telur terhadap Kualitas Kemasiran Telur Asin yang Diasin selama 14 hari. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.